Perkembangan industri restoran menjelang akhir tahun 2022 semakin meningkat, salah satu contohnya adalah restoran katsu asal Kota Bandung ‘Katsunyaka’. Menjelang akhir tahun ini, restoran yang mengusung konsep Jepang dengan spesialisasi katsu di Kota Bandung ini, mulai merambah ke pusat keramaian. Padahal, semula hanya ada di tempat tersembunyi atau hidden gems.
‘Japan Food’ ini membuka gerai baru di kawasan pusat keramaian Cihampelas Walk Bandung pada Ahad, (4/12). Berdirinya Katsunyaka sendiri, menurut salah satu founder, Agnes Rebecca Novalia, berawal pada tahun 2019.
Awalnya, dia menawarkan konsep resto yang berada di tempat tersembunyi dan jauh dari hiruk pikuk keramaian. Hal ini karena di Jepang sendiri makanan yang enak berasal dari restoran yang letak nya tersembunyi.
“Jadi, awal mulanya konsepnya menyumput hingga kita di tahun 2022 ini memberanikan diri dengan konsep tidak hidden gems,” ujar Agnes.
Agnes mengatakan, konsep Katsunyaka diubah agar diketahui oleh lebih banyak orang. Sehingga dapat berekspansi tak hanya di Kota Bandung tapi juga ke kota lainnya seperti Jakarta. Adapun kini, terdapat tujuh gerai Katsunyaka yang tersebar di Kota Bandung dan Kota Semarang.
“Kita kan dari awal buka tuh di Jalan Bengawan, Braga, Setiabudi, lalu Katsunyaka Semarang, dan ini resto yang kelima. Dua lagi ekspress ada di TKI dan Tembalang di Semarang,” katanya.
Dengan ramainya perkembangan media sosial, kata dia, lambat laun pertumbuhan restoran katsunyaka semakin naik dan respon dari pasar pun sangat baik. Oleh karena itu, ia beserta owner yang lain nya berani membuka cabang yang lebih besar di kawasan Cihampelas Walk Bandung.
Mengenai alasanya membuka di kawasan perbelanjaan, Agnes menilai, sudah saatnya resto yang di milikinya untuk lebih berkembang dan lebih dikenal oleh banyak orang. Dia optimistis, bisnis yang dikelolanya dapat berkembang.
Karena sejak dibuka pada tahun 2019 lalu mendapat respons positif dari masyarakat. Bahkan, saat ini terdapat lebih dari 30 menu yang terdiri dari beragam olahan katsu dan minuman segar yang ditawarkan.
“Olahan katsu yang kami tawarkan dipastikan telah disesuaikan dengan lidah masyarakat Indonesia,” katanya.
Salah satu contohnya, kata dia, yakni menu Chicken Curry yang menyandingkan olahan Chicken Katsu dengan kuah kari dan telor dadar sehingga terasa lezat ketika disantap. Sementara untuk tempat, meski tak terlalu luas, tapi terbilang nyaman dengan beragam ornamen Jepang yang ditempeli di beberapa sudutnya.
Katsunyaka sendiri total sudah memiliki 7 outlet yang tersebar di kota Semarang dan Bandung serta akan terus ber inovasi untuk ke depannya, hal ini untuk mengantisipasi adanya rencana resesi ekonomi di tahun 2023.
“Kami akan selalu membuat ide baru yang segar serta terus melakukan inovasi yang baru, baik itu produk maupun penambahan outlet nya di kota lain,” kata Agnes.
BERBAGAI upaya dilakukan pelaku usaha untuk bertahan di tengah krisis seperti saat ini. Inovasi terutama yang menyangkut digitalisasi mutlak diperlukan agar roda bisnis tetap menggeliat meski daya beli masyarakat cenderung menurun. Salah satunya dilakukan Rebecca Agnes, pendiri dan pengelola Katsunyaka, restoran makanan Jepang yang berasal dari Bandung. Jika sebelumnya mengusung konsep hidden gems (tempat yang tersembunyi), kini keberadaannya lebih terbuka dengan membuka cabang di Cihampelas Walk, pusat perbelanjaan ternama di Bandung. “Jadi konsep Katsunyaka sekarang itu kan kita awalnya terkenal dengan konsep yang hidden gems. Restoran kita nyumput (tersembunyi). Pada 2022 ini kita memberanikan diri untuk tampil lebih, dengan menaikkan branding. Kita memberanikan diri dengan masuk ke mal karena kita punya tujuan dan goals yang lebih besar lagi,” kata Agnes saat pembukaan restorannya, Minggu (4/12).
Dia menilai, dengan lebih membuka diri, peluang dan kepercayaan dari pasar akan lebih besar lagi. Bahkan, pihaknya pun memastikan akan membuka gerai di luar Bandung. ADVERTISEMENT “Jadi tujuan utama kenapa kita di mal, karena kita ingin memberikan branding kita seperti brand lainnya menjadi lebih nasional,” katanya. Restoran di Cihampelas Walk ini merupakan yang pertama di mal. Dia optimistis dengan antusiasme masyarakat terhadap masakan Jepang. “Dari awal kita buka pada 2019, antusiasnya positif. Banyak orang penasaran dan ingin tahu. Ternyata jumlah mereka di luar ekspektasi kami,” tambah Agnes.
Selain mengedepankan lokasi sebagai cara untuk meningkatkan pengenalan di masyarakat, dia pun menyadari akan pentingnya pemasaran digital. Agnes memastikan menggunakan itu sebagai pilihan untuk lebih mengenalkan restorannya kepada masyarakat. “Setelah kita melakukan digital marketing (melalui platform media sosial), omzet naik 200%,” katanya. Katsunyakan menawarkan lebih dari 30 menu masakan Jepang. “Karena kita kan spesialisasi katsu ya, jadi pasti fokus utamanya di katsu.
Katsu kami juga tidak seperti katsu biasanya yang hanya satu lapis aja tapi kita punya beberapa lapis dan beberapa varian katsu yang bisa dinikmati oleh para pelanggan. Itu kelebihan kami,” katanya.
Baca Juga: Rekomendasi Restaurant Mewah Ala Sultan Di Jakarta